SuaraIntelijen.com.Papua Tengah,Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menunjukkan ketegasan dalam menjaga kedaulatan negara melalui operasi penindakan terhadap kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Operasi yang berlangsung secara terukur dan profesional ini dilaksanakan pada Kamis, 31 Juli 2025, di Kampung Tigilobak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Operasi tersebut dilaksanakan berdasarkan informasi dari masyarakat terkait keberadaan kelompok bersenjata di wilayah itu. Selain sebagai respon atas ancaman nyata terhadap keamanan, tindakan ini juga menjadi kelanjutan dari insiden gugurnya seorang prajurit TNI dalam operasi di wilayah Ugimba pada tahun 2019 silam, yang saat itu mengakibatkan hilangnya satu pucuk senjata api jenis SS2 V4.
Dalam operasi yang sempat diwarnai perlawanan bersenjata dari kelompok OPM tersebut, tiga anggota OPM tewas akibat tindakan tegas aparat TNI. Mereka adalah Ado Wanimbo, yang diketahui menjabat sebagai Danwil Ugimba Kodap VIII Kemabu dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Mimika, Meni Wakerw alias Jumadon Waker, serta satu orang lainnya yang masih dalam proses identifikasi.
Prajurit TNI berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, antara lain:
1 pucuk senjata api jenis SS2 V4 nomor BF.CS 024739 lengkap dengan teleskop Trijicon SN: 923632
1 pucuk senapan angin
3 buah magazen (2 magazen M16 dan 1 magazen SS)
64 butir munisi kaliber 5,56 mm
4 unit handphone
1 buah dompet, 2 power bank, 1 buah emas, senter kepala
Beberapa alat dan perlengkapan seperti kapak, parang, ketapel, korek api
Dokumen pribadi, KTP, uang tunai jutaan rupiah
2 buah noken dan 1 tas selempang
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, dalam keterangannya dari Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/7/2025), menjelaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tugas Pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang Perubahan atas UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI.
“Keberhasilan ini membuktikan bahwa setiap tindakan prajurit TNI dalam menghadapi kelompok bersenjata dilaksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Ditemukannya kembali senjata organik milik prajurit TNI yang gugur merupakan bukti nyata kekejaman kelompok separatis yang merampas senjata setelah melakukan pembunuhan,” tegas Kristomei.
Ia menambahkan, TNI tetap mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis dalam membangun stabilitas jangka panjang di Papua. Selain tindakan militer, TNI terus membuka ruang rekonsiliasi bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami menyambut dengan tangan terbuka siapa saja yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali membangun Papua bersama demi masa depan yang damai dan sejahtera,” ujarnya.
TNI menegaskan akan terus menjalankan perannya sebagai penjaga kedaulatan negara serta pelindung masyarakat, dengan mengedepankan hukum, profesionalitas, dan pendekatan yang inklusif demi mewujudkan perdamaian berkelanjutan di Papua.
Red